Selasa, 11 Januari 2011

Perancangan Sarung Tangan dengan Menggunakan Data Antropometri

BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Olah raga sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak peminatnya baik pria, wanita, dan anak-anak bahkan menyukainya. Banyak sekali faktor yang membuat olah raga sepak bola diminati seluruh kalang masyarakat salah satunya adalah karena olah raga sepak bola mengutamakan kemenangan tanpa membuang rasa sportivitas dan teknik permainan yang ditampilkan, seperti teknik menyerang dan bertahan sehingga membuat sebuah tim memenangkan permainan tersebut.
Salah satu teknik terpenting yang harus dimiliki sebuah tim untuk menang adalah terletak pada pertahanan pemainnya. Namun banyak sekali tim yang gagal mengalahkan lawannya hanya karena satu hal kecil yaitu penjaga gawang yang kurang nyaman menggunakan sarung tangannya. Akibatnya sering lepasnya bola dari tangan seorang penjaga gawang karena sarung tangan yang digunakan tidak sesuai.
Antropometri adalah suatu metode yang bertujuan untuk membantu mempermudah penyelesaian masalah dalam merancang suatu produk. Produk yang dibuat harus sesuai dengan bentuk atau dimensi tubuh dari pengguna, sehingga pengguna akan merasa nyaman dalam melakukan aktifitas pekerjaanya Maka pada penulisan ini akan dibahas tentang perancangan sebuah sarung tangan yang ergonomis dengan berlandaskan metode antropometri sehingga membuat nyaman penggunanya

1.2              Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan adalah bagaimana merancang sarung tangan yang nyaman digunakan oleh seorang penjaga gawang dengan menggunakan data antropometri.

1.4              Tujuan dan Manfaat
Berikut ini merupakan tujuan disusunnya penulisan tentang antropometri:
1.    Mengetahui dimensi tubuh yang digunakan dalam merancang sarung tangan.
2.    Mengetahui tipe perancangan sarung tangan.
3.    Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produk sarung tangan.
4.    Mengetahui deskripsi dari rancangan produk sarung tangan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari rancangan sarung tangan penjaga gawang, yang tentunya dirancang seauai prinsip ergonomi dan data antropometri adalah sebagai berikut:
1.    Membuat sarung tangan penjaga gawang yang nyaman digunakan oleh penjaga gawang.
2.    Mengurangi kemungkinan bola terlepas karena licin dengan memilih bahan yang tidak licin (kesat).

1.5              Ruang Lingkup
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tentang antropometri lebih jelas dengan adanya ruang lingkup masalah. Berikut ini merupakan ruang lingkup dari penulisan:
1.      Perancangan untuk pemakaian individu yang dapat disesuaikan (adjustable).
2.      Data yang diambil berdasarkan data seorang pengguna saja dan hanya pada bagian tangan saja.
3.      Hanya merancang sarung tangan kipper dengan menggunakan metode perancangan antropometri.
4.      Data antropometri yang digunakan adalah pangkal ke tangan, lebar jari 2,3,4,5, lebar tangan, tebal tangan dan panjang jari 1,2,3,4,5. Bahan yang digunakan kain dan kulit.





 
BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Pengertian Antropometri
Menurut Nurmianto (1991) antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.
Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah antropometri yang berasal dari “Anthro” yang berarti ukuran dan ”Metri” adalah dimensi. Secara definitif antropometri dinyatakan sebagai satu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan sebagainya) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Menurut Sutalaksana, (2006) tempat kerja yang baik, sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, dapat diperoleh apabila ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang bersangkutan dengan dimensi tubuh manusia ini dipelajari dalam antropometri.
            Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia dan antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas, yaitu:
1.      Perancangan areal kerja
2.      Perancangan peralatan seperti mesin, perkakas
3.      Perancangan Produk konsumtif seperti pakaian, kursi meja komputer
4.      Perancangan lingkungan kerja fisik.


2.2       Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tubuh Manusia
Data yang digunakan dalam melakukan perancangan dipengaruhi oleh  beberapa faktor. Berikut ini adalah fakto-faktor yang dipengaruhi:
1.      Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
2.      Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
3.      Suku Bangsa (Etnis)
      Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
4.      Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a.       Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.
b.   Tebal atau tipisnya pakaian yang harus dikenakan, faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.
c.   Kehamilan (pregnancy)
      Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.



2.3       Karakteristik Seorang Perancang
Seseorang dikatakan perancang yang baik jika memiliki  karakteristik. Berikut ini merupakan karakteristik yang harus dimiliki oleh seseorang perancang agar menghasilkan produk yang baik.
a.  Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah.
b.  Memiliki imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul.
c. Berdaya cipta.
d. Mempunyai keahlian dibidang matematika, fisika, kimia tergantung dari jenis rancangan yang dibuat.
e.  Dapat mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar.
f. Terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh orang lain.

2.4       Perancangan Produk atau Alat
            Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai dan memperbaiki serta menyusun suatu sistem, baik untuk sistem fisik maupun nonfisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada (Nurmianto,2003).
            Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode Merris Asimow yang menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktifitas dengan maksud tertentu menuju kearah tujuan pemenuhan kebutuhan manusia. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah produk  antara lain:
1.      Aktifitas untuk maksud tertentu
2.      Sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia
3.      Berdasarkan pada pertimbangan teknologi
            Dalam membuat suatu rancangan produk atau alat perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut:
1.      Berorientasi pada tujuan
2.      Variform yaitu suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan diambil
3.      Pembatas yaitu membatasi solusi pemecahan antara lain:
a.   Hukum alam, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, dan lain-lain.
b.      Ekonomis, pembiayaan atau ongkos dalam merealisir rancangan yang telah dibuat.
c.       Pertimbangan manusia, sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam   merancang dan memakainya.
d.      Faktor-faktor legality, mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta.
e.       Fasilitas produksi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan yang telah dibuat.
f.       Evolutif, berkembang terus mengikuti perkembangan zaman.       
            Prosedur perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari need, idea, decision and action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasikan kebutuhan (need), sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi. Dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang dapat memutuskan (decision) suatu alternatif terbaik. Dan pada akhirnya dilakukanlah suatu proses pembuatan (action) (Nurmianto, 2003).
            Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu,  rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakai. Faktor manusia ini diantaranya dipelajari dalam ergonomi (anthropometri).
            Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain (Nurmianto, 2003):
1.      Analisa teknik yaitu berhubungan ketahanan, kekerasan, dan sebagainya.
2.      Analisa ekonomi yaitu berhubungan dengan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
3.      Analisa legalisasi yaitu berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hukum yang berlaku dan dari hak cipta.
4.      Analisa pemasaran yaitu berhubungan dengan jalur distribusi produk/hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen atau pemakai.
5.      Analisa nilai yaitu suatu prosedur yang mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya. Analisa nilai dibagi menjadi empat kategori antara lain:
a.       Uses value yaitu berhubungan dengan nilai kegunaan.
b.      Esteem value yaitu berhubungan dengan nilai estetika atau keindahan.
c.       Cost value yaitu berhubungan dengan pembiayaan.
d.      Exchange value yaitu berhubungan dengan kemampuan tukar.
Terdapat tiga tipe perancangan antara lain (Nurmianto, 2003):
1.      Perancangan untuk pemakaian nilai eksterm yaitu data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan ekstrim maksimum 95%.
2.      Perancangan pemakaian nilai rata-rata yaitu data dengan persentil 50%.
3.      perancangan untuk pemakaian yang dapat disesuaikan (adjustable).

2.5       Kelemahan dan Keunggulan Antrpometri
            Antropometri sangat diperlukan dalam dunia industri. Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan antropometri (Sritomo, 1995), yaitu:
1. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitive.
b.  Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi).
c.  Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
2. Keunggulan Antropometri
a.  Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

2.6       Filosofi Antropometri
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2.   Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandaran apun bisa dirubah-rubah.
3.   Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain-lain.

2.7       Bentuk Sarung Tangan Kiper

Bagi orang awam mungkin kurang memperhatikan bentuk dari bagian jari-jari daripada sarung tangan yang dibelinya. Namun bagi yang sudah mengerti, setiap sarung tangan memiliki desain yang berbeda serta manfaat yang berbeda pula tergantung dari bentuknya.
Ada beberapa jenis bentuk dari bagian bentuk pada jari-jari sebuah sarung tangan kiper yang beredar, ada yang betipekan Flat Palm, Negative Cut, R-Negative, Roll Finger dan Half Finger. Lebih jelasnya silahkan disimak penjabarannya di bawah ini.
Flat Palm: Desain ini mempunyai desain yang traditional, kelebihannya memiliki ruang yang lebih banyak didalam glove, mempunyai permukaan yang lebih lebar, dan lebih gampang mengikuti gaya bermain kiper yang memakai glove dengan palm seperti ini.jadi lebih enak dalam mengontrol bola, menangkap bola, dan melempar bola. Contoh: Nike T90 Spyne, Penalty Osasuna dll
Negative Cut: glove dengan desain ini biasanya leboh ketat daripada flat plam. Jadi pas memakai gloves ini tangan kita sedikit susah bergerak, karena jarak antar jari itu terbatas. Tapi dengan desain seperti ini kiper bisa lebih mudah mengontol bola dan bisa lebih gampang mengontrol bola dengan jari mereka. Dan desain ini lebih aman dari pada glove dengan desian flat. Reusch Bundesliga Ortho-tec Goalkeeper Gloves, Adidas Fingersave ES3 dll
R-Negative: desain ini mirip dengan desain negative cut. tapi bedanya di ujung jarinya. R-negative di ujung jarinya mengikuti bentuk jari, Desain ini memiliki kemampuan untuk mencengkram bola yang lebih baik. Contoh: Penalty Celta Vigo New, Reusch Orthotech dll.
Roll Finger: desain ini adalah desain dengan latex membungkus jari kiper seluruhnya..jadi desain ini pasti lebih ketat drpd desain yang lain. Desain ini menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola. Contoh: Mitre Revolve FP, Mitre Anza FP Roll, Puma King XL Gunn Cut.


Gambar di atas adalah jenis-jenis sarung tangan yang sering digunakan kiper terutama untuk sepak bola, namun selain ke-empat jenis tersebut, untuk futsal juga ada jenis khususnya, yaitu Half Finger.
Half Finger: Desain yang pada bagian jarinya terpotong untuk daya cengkram lebih saat melempar karena futsal sendiri memang lebih mengutamakan lemparan dari seorang kiper, dan saya menyebutnya Half Finger. Contohnya: Adidas F50 sala Short Finger, Nike 5 Futsal Gloves, Mitzuda Kensuke dll












BAB III
METODOLOGI
                                                             

3.1        Kerangka Pemikiran
Proses yang dilakukan dalam pembuatan rancangan sarung tangan penjaga gawang, dapat dijabarkan melalui kerangka pemikiran dalam bentuk flowchart serta penjelasannya. Berikut ini tampilan flowchart untuk perancangan sarung tangan penjaga gawang.

Gambar 3.1 Flowchart Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang dijabarkan melalui flowchart diterapkan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah mulai, pembuatan laporan ini dimulai dengan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan pada proses perancangan ini. Tahapan selanjutnya adalah melakukan studi pustaka sebagai pedoman dalam perancangan. Pada tahap inilah dikumpulkan pengetahuan awal sebelum mengidentifikasi masalah. Cara yang dilakukan yaitu dengan melihat pada buku referensi yang digunakan, internet, dan jurnal.
Tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang akan timbul setelah melakukan studi pustaka. Tahapan selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang ingin diselesaikan. Setelah, tujuan ditetapkan tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan data-dat yang berhubungan dalam perancangan seperti, model-model sarung tangan dan data-data antropometri yang dibutuhkan.
Tahapan berikutnya adalah pengolahan data yang telah didapatkan dari hasil wawancara dan pengukuran anggota tubuh pada bagian tangan. Data-data yang telah diolah tadi kemudian dilakukan perancangan produk sarung tangan. Perancangan ini dengan didasarkan prinsip antropometri untuk mendapatkan sebuah produk sarung tangan yang nyaman bagi penggunanya. Tahapan terakhir adalah selesai, yaitu tahapan merapikan alat-lat yang telah digunakan dalam perancangan sarung tangan ini.

3.2        Teknik yang Digunakan
Teknik yang digunakan dalam merancang sarung tangan penjaga gawang yaitu dengan menggunakan data primer. Data tersebut diperoleh melalui proses wawancara terhadap seorang penjaga gawang, dengan hasil wawancara sebagai berikut:
1.            Apakah saat anda bermain menggunakan sarung tangan?
Jawab: Ya, karena dapat meningkatkan performa saat bertanding
2.            Apakah menurut anda sarung tangan penting untuk seorang penjaga gawang?
Jawab: tentu saja amat sangat penting, sarung tangan sangat berguna untuk menahan tendangan lawan, sehingga dapat melindungi jari saat menahan tendangan yang cukup keras dan dengan jarak yang dekat dari lawan.
3.            Apakah sarung tangan yang anda gunakan terasa nyaman?
Jawab: tidak, karena sarung tangan yang saya miliki terasa longgar dan kurang nyaman.
4.            Dapat mengakibatkan apa sarung tangan yang tidak nyaman tersebut?
Jawab: ada beberapa masalah yang timbul akibat sarung tangan saya yang kurang nyaman seperti bola yang sering terlepas saat ingin ditangkap, jari terkelincir, dan terasa kurang nyaman saat bertanding.
5.            Sarung tangan seperti apa yang anda inginkan untuk kedepannya?
Jawab: saya menginginkan sarung tangan:
         - Sesuai dengan struktur jari saya
         - dapat melindungi jari saya dari cidera
         - tidak licin saat digunakan pada saat hujan (basah)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dibuat sebuah inovasi baru dalam membuat sebuah sarung tangan penjaga gawang. Selain itu juga menggunakan pengukuran data-data antropometri tubuh penjaga gawang.

3.3        Langkah Penyelesaian
Langkah-langkah yang dilakukan setelah melakukan studi pustaka dan wawancara seorang penjaga gawang, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sebuah perancangan yang sesuai dengan keinginan dan spesifikasi dari penjaga gawang tersebut.
Hasil wawancara diatas penjaga gawang mengininkan sarung tangan yang sesuai dengan struktur jari, dapat melindungi jari dari cidera, dan tidak licin pada saat digunakan pada waktu hujan (basah) untuk itu maka akan dibuat sarung tangan dengan spesifikasi yang diinginkan tersebut.
Rancangan sarung tangan menggunakan finger save karena dapat meminimalisir cidera pada jari. Menggunakan design Roll Finger. Roll Finger desain ini pasti lebih ketat dari pada desain yang lain. Desain ini menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola. Bahan yang dipilih adalah bahan latex yang membungkus jari kiper seluruhnya. Sehingga penjaga gawang terasa nyaman dan tahan lama karena tidak mudah terkikis. Sarung tangan yang diguanakan lebih ketat agar lebih mudah mengontrol bola, sehingga menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola.
Bahan pelapis luar yang digunakan menggunakan bahan kulit sehingga lebih tahan air dan tidak licin pada saat digunakan dalam kondisi hujan ataupun basah. Motif yang digunakan lebih simpel dengan perpaduan warna merah pada punggung tangan agar lebih memberikan motivasi pada saat bermain dan putih pada bagian telapak tangan.
Setelah bahan dan spesifikasi telah dibuat langkah selanjutnya adalah membuat sebuah bentuk rancangan dengan menggunakan data-data antropometri dari penjaga gawang tersebut sehingga dapat menyesuaikan dimensi tubuh khususya pada bagian tangan.












BAB IV
PEMBAHASAN


4.1           Pengumpulan Data
            Proses pengumpulan data untuk perancangan sarung tangan penjaga gawang dilakukan dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada seorang penjaga gawang. Proses tersebut dinamakan dengan perancangan menggunakan data individual yakni hanya menggunakan data khusus dari orang yang ingin dibuatkan sarung tangan tersebut. Perancangan sarung tangan membutuhkan data antropometri yang diukur langsung pada penjaga gawang yang ingin dibuatkan sarung tangan penjaga gawang. Dimensi tubuh yang ingin diketahui ukurannya dan akan menjadi acuan rancangan “sarung tangan penjaga gawang” adalah  pangkal ke tangan, lebar jari 2, 3, 4, 5, lebar tangan, tebal tangan, panjang jari 1, 2, 3, 4, dan 5, serta panjang ruas-ruas jari 1,2,3,4, dan 5.
            Ukuran dalam perancangan harus benar-benar sesuai dengan ukuran tangan penjaga gawang yang ingin dibuatkan sarung tangan, karena apabila terlalu kecil atau terlalu besar tidak akan membuat sang penjaga gawang nyaman dalam memakainya dan pasti akan berpengaruh besar terhadap perfomanya dalam pertandingan. Tangan sang penjaga gawang diukur secara detil ampai keruas-ruas tangan agar penjaga gawang tersebut leluaa dalam bergerak. Berikut ini data antropometri dari penjaga gawang selengkapnya.

Tabel 4.1 Data Antropometri
Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis
NAMA
: Kurnianto
UMUR
: 20

JENIS KELAMIN
: L

SUKU BANGSA
: Indonesia

No
Data Yang Diukur
Simbol
Hasil Pengukuran (cm)
1
Pangkal ke tangan
Pkt
20
2
Lebar jari 2,3,4,5
Lj
8
3
Lebar tangan
Lt
10
4
Tebal tangan
Tt
3


Tabel 4.1 Data Antropometri (Lanjutan)
5
Panjang jari   1
Pj 1
6
6
2
Pj 2
7
7
3
Pj 3
8
8
4
Pj 4
7
9
5
Pj 5
6
10
Panjang ruas jari kelingking
Pjrk
Kanan
Kiri

Atas
K1
2,5
2,5

Tengah
K2
1,5
1,5

Bawah
K3
2
2

Panjang ruas jari manis

Kanan
Kiri

Atas
M1
3
2,8

Tengah
M2
2,5
2,5

Bawah
M3
2,5
2,5

Panjang ruas jari tengah

Kanan
Kiri

Atas
T1
2,5
2,4

Tengah
T2
3
3

Bawah
T3
3
3

Panjang ruas jari telunjuk

Kanan
Kiri

Atas
Te1
3
3

Tengah
Te2
2,2
2

Bawah
Te3
2,5
2.5

Panjang ruas ibu jari

Kanan
Kiri

Atas
I1
3,5
3,2

Tengah
I2
2
2

Bawah
I3
1
1
11
Lebar Pergelangan tangan
Pt
6

         Berdasarkan hasil wawancara maka dapat diperoleh inovasi rancangan seperti sarung tangan harus sesuai dengan kenyamanan sang penjaga gawang. Selain ukurang pada sarung tangan harus benar-benar sesuai dengan ukuran tangan penjaga gawang, bahan yang digunakan dalam pembuatannya pun harus disesuaikan. Oleh karena itu, sarung tangan akan memiliki fingersave (Tulang belakang), menggunakan latex atau palm yaitu busa pada bagian telapak sarung tangan penjaga gawang roll finger serta bahan anti air dan selalu kesat.

4.2        Pengolahan Data
Data hasil pengukuran yang dikumpulkan pada tabel data antropometri dan bahan-bahan dalam pembuatan sarung tangan tersebut, kemudian diolah menjadi sarung tangan dengan design dan inovasi terbaru. Berdasarkan table data antropometri diperoleh ukuran pangkal ke tangan sebesar 20 cm digunakan untuk mengetahui panjang sarung tangan tersebut sampai ke pergelangan tangan dan ditambahkan 10 cm sebagai kaning atau hiasan lainnya. Ukuran lebar jari 2,3,4,5 sebesar 8 cm digunakan untuk mengetahui lebar punggung tangan dari kelingking hingga telunjuk. Ukuran lebar tangan sebesar 10 cm digunakan untuk mengetahui lebar sarung tangan. Ukuran tebal tangan sebesar 3 cm digunakan untuk mengetahui tebal dari sarung tangan. Ukuran panjang jari 1,2,3,4, dan 5 yang berbeda-beda tersebut digunakan untuk mengetahui panjang jari-jari pada sarung tangan. Ukuran panjang ruas-ruas jari 1,2,3,4 dan 5 baik kanan maupun kiri digunakan untuk mengetahui ukuran ruas-ruas pada sarung tangan karena sarung tangan tersebut dirancang dengan lekukan-lekukan di jari agar sang penjaga gawang bisa menggenggam bola dengan kencang. Ukuran pergelangan tangan digunakan untuk mengetahui lebar pergelangan tangan pada sarung tangan dan digunakan sebagai perekat pada pergelangan tangan. Ukuran-ukuran tersebut harus benar-benar disesuaikan dengan penjaga gawang agar penjaga gawang tersebut nyaman dalam menggunakanya sehingga tidak berdampak buruk saat bertanding.     
Selain ukurannya harus sesuai, bahan-bahan yang digunakan dalam perancangan pun harus sesuai dengan kenyamanan dan keselamatan sang penjaga gawang. Penjaga gawang sering kali mengalami cedera saat mendapat serangan tendangan yang keras dari lawan, oleh karena itu sarung tangan penjaga gawang yang dirancang dilengkapi dengan fingersave atau tulang punggung yang berfungsi untuk melindungi sang pnjaga gawang dari serang bola keras yang mengarah pada nya. Fingersave tersebut disesuaikan dengan ruas-ruas jari agar pada bagian tersebut tidak terdapat kekakuan sehingga tidak mengganggu saat menangkap bola. Sarung tangan hasil rancangan tersebut menggunakan latex/palm atau busa pada bagian telapak sarung tangan penjaga gawang yaitu roll finger. Sarung tangan didesign dengan latex pembungkus jari penjaga gawang seluruhnya dan ujung jari sarung tanga tesebut mengikuti bentuk jari, sarung tangan ini juga ketat sehingga penjaga gawang lebih mudah mengontrol bola dengan jarinya, sehingga rancangan ini menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola. Sarung tangan penjaga gawang dilengkapi dengan bahan anti air dan kesat sehingga saat lapangan basah dan membasahi bola tidak membuat sarung tangan licin dan mengakibatkan bola meleset. Berikut ini adalah sedikit gambaran mengenai sarung tangan penjaga gawang yang menggunakan roll finger.
Gambar 4.1 Roll finger
            Sarung tangan selengkapnya akan dirancang dengan model-model yang menarik, pada punggung sarung tangan berwarna merah dan telapak sarung tangan berwarna putih. Warna tersebut sengaja dipilih berdasarkan warna bendera negara Indonesia, hal ini untuk menunjukkan bahwa produk ini dirancang oleh orang Indonesia. Motif pada sarung tangan juga simpel hanya bermain pada dua warna tersebut. Perekat pada pergelangan tangan diletakkan di atas tepat dibawah punggung tangan pada sarung tangan.
           















BAB V
ANALISIS


            Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data diperoleh rancangan pada sarung tangan penjaga gawang dengan inovasi terbaru. Sarung tangan merupakan salah satu hal yang menjadikan pembeda antara seorang penjaga gawang atau kiper di lapangan serta jagat sepak bola karena hanya seorang penjaga gawang lah  yang diperbolehkan menggunakan tangannya. Secara tidak langsung sarung tangan dapat mempengaruhi psikologi penjaga gawang, apabila sang penjaga gawang menggunakan sarung tangan yang membuatnya tidak nyaman dapat mengurangi tingkat perfomasi saat bertanding sebaliknya apabila penjaga gawang tersebut menggunakan sarung tangan yang memang sudah nyaman digunakan akan meningkatkan percaya diri sang penjaga gawang. Oleh karena itu sangat penting merancang sarung tangan penjaga gawang dengan menggunakan tipe perancangan secara individual yakni khusus dirancang hanyan untuk satu orang penjaga gawang karena hanya menggunakan data antropometri penjaga gawang tersebut.
            Sarung tangan penjaga gawang yang banyak ditemukan sekarang biasanya tidak terdapat fingersave, jika ada fingersave pada sarung tangan tersebut tidak diseruaikan dengan ruas-ruas jari tangan sehingga sarung tangan terasa kaku dan penjaga gawang sulit untuk mencengkram bola-bola crossing. Sarung tangan penjaga gawang yang tidak dilengkapi dengan fingersave juga bagus karena sarung tangannya tidak kaku sehingga mudah menangkap bola dan bola dapat dirasakan dengan tangan, namun apabila menggunakan tangan fingersave sangatlah rawan karena tidak jarang penjaga gawang cedera pada bagian jarinya akibat menahan tendangan-tendangan keras dan kencang.  Latex atau busa pada telapak sarung tangan yang ada sekarang banyak menggunakan sarung tangan yang lebih lebar dan mengikuti gaya bermain sang penjaga gawang namun sulit untuk mengontrol bola dan masih banyak juga yang menggunakan sarung tangan yang ujungnya terpotong khususnya pemain futsal biasanya menggunakan sarung tangan seperti itu. Selain itu, sarung tangan yang ada sekarang masih banyak yang permukaannya masih licin atau tidak kesat sehingga dapat mengakibatkan bola-bola meleset. Berikut ini adalah salah satu contoh sarung tangan yang ada saat ini:
Gambar 5.1 Sarung Tangan yang Telah Ada

   Berdasarkan hasil pencarian mengenai sarung tangan yang ada saat ini maka dirancanglah sarung tangan inovasi terbaru yang data-datanya diambil dengan mewawancari dan mengambil data antropometri dari seorang penjaga gawang. Selain ukurannya harus sesuai, bahan-bahan yang digunakan dalam perancangan pun harus sesuai dengan kenyamanan dan keselamatan sang penjaga gawang. Sarung tangan hasil rancangan menggunakan fingersave yang disesuaikan dengan ruas-ruas jari agar pada bagian tersebut tidak terdapat kekakuan sehingga tidak mengganggu saat menangkap bola.
 Sarung tangan hasil rancangan juga menggunakan latex/palm atau busa pada bagian telapak sarung tangan penjaga gawang yaitu roll finger. Sarung tangan dirancang dengan latex pembungkus jari penjaga gawang seluruhnya dan ujung jari sarung tanga tesebut mengikuti bentuk jari, sarung tangan ini juga ketat sehingga penjaga gawang lebih mudah mengontrol bola dengan jarinya, sehingga rancangan ini menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola. Sarung tangan penjaga gawang dilengkapi dengan bahan anti air dan kesat sehingga saat lapangan basah dan membasahi bola tidak membuat sarung tangan licin dan mengakibatkan bola meleset. Sarung tangan selengkapnya akan dirancang dengan model-model yang menarik, pada punggung sarung tangan berwarna merah dan telapak sarung tangan berwarna putih.
Motif pada sarung tangan juga simpel hanya bermain pada dua warna tersebut. Perekat pada pergelangan tangan diletakkan di atas tepat dibawah punggung tangan pada sarung tangan. Sarung tangan yang baik yaitu mempunyai bentuk yang melindungi telapak dan pergelangan tangan. Sarung tangan ergonomi menjadi pilihan, karena selain aman, faktor kenyamanan juga menjadi penyebab sarung tangan jenis ini baik untuk digunakan. Bentuknya yang lentur juga membuat model ini banyak diminati.




















BAB VI
PENUTUP


6.1              Kesimpulan
            Kesimpulan dalam penulisan disesuaikan dengan tujuan dan dihubungkan dengan pembahasan dalam penulisan ini. Berikut ini adalah kesimpulan dari penulisan laporan ini:
1.            Perancangan sarung tangan penjaga gawang menggunakan dimensi tubuh ukuran pangkal ke tangan, lebar jari 2,3,4,5, lebar tangan, tebal tangan, panjang jari 1,2,3,4,dan 5, panjang ruas-ruas jari 1,2,3,4, dan 5 baik kanan maupun kiri serta lebar pergelangan tangan.
2.            Tipe perancangan yang digunakan adalah perancangan menggunakan data individual, sehingga hanya khusus dirancang untuk satu orang penjaga gawang.
3.            Kelebihan dari sarung tangan penjaga gawang yang dirancang adalah sarung tangan dilengkapi dengan fingersave untuk melindungi tangan sang penjaga gawang saat mendapat tendangan keras, dilengkapi dengan latex roll finger sehingga bentuknya disesuaikan dengan tangan agar penjaga gawang dapat lebih mengontrol bola, dan sarung tangan tersebut anti air dan kesat agar bola tidak meleset karena licin. Kekurangan pada sarung tangan ini adalah untuk membuat sarung tangan ini pasti tidak murah dan hanya bisa digunakan oleh satu orang karena sengaja dirancangan menggunakan data individual.
4.            Deskripsi produk hasil rancangan yaitu  sarung tangan penjaga gawang yang dirancang dilengkapi dengan fingersave atau tulang punggung yang berfungsi untuk melindungi sang penjaga gawang dari serang bola keras yang mengarah pada nya. Sarung tangan hasil rancangan tersebut menggunakan latex/palm atau busa pada bagian telapak sarung tangan penjaga gawang yaitu roll finger. Sarung tangan didesign dengan latex pembungkus jari penjaga gawang seluruhnya dan ujung jari sarung tanga tesebut mengikuti bentuk jari, sarung tangan ini juga ketat sehingga penjaga gawang lebih mudah mengontrol bola dengan jarinya, sehingga desain ini menjamin stabilitas yang baik dalam mengontrol bola. Sarung tangan penjaga gawang dilengkapi dengan bahan anti air dan kesat. Sarung tangan selengkapnya akan dirancang dengan model-model yang menarik, pada punggung sarung tangan berwarna merah dan telapak sarung tangan berwarna putih. Motif pada sarung tangan juga simpel hanya bermain pada dua warna tesebut. Perekat pada pergelangan tangan diletakkan di atas tepat dibawah punggung tangan pada sarung tangan

6.2              Saran
            Saat melakukan perancangan produk carilah sumber sebanyak-banyaknya sehingga didapat wawasan yang lebih luas dalam perancangan. Dibutuhkan ketelitian saat mengukur dimensi tubuh, karena jika salah dala pengukuran, perancangan akan gagal. Dibutuhkan keterampilan dan ide-ide kreatif dalam perancangan sehingga menghasilkan produk baru yang lebih inovatif.


3 komentar:

  1. pada ulasan bentuk sarung tangan kiper, sepertinya itu merupakan tulisan saya yang pernah saya muat di blog saya yang sudah tidak aktif otaghekusut.com...
    namun pada akhirnya saya ingin mengucapkan terima kasih, karena blog saya yang lama sudah tidak bisa dibuka dan saya butuh keterangan tentang apa yang pernah saya tulis maka saya ucapkan terima kasih yang sebesar"nya

    http://kiperfutsalpost.net

    BalasHapus
  2. Sebagai penjual sarung tangan kiper. Artikel ini sangat membantu buat ane. TQ

    BalasHapus
  3. sangat bermanfaat, terima kasih min semoga lancar rezeki

    BalasHapus